LOGO dan PENGURUS GSPDI

LOGO dan PENGURUS GSPDI

SEJARAH GSPDI

      Adalah seorang pemuda anak Tuhan yang gigih berjuang untuk Tuhan Yesus Kristus yang telah dipakai oleh Roh Kudus merintis pekerjaan Tuhan dan kemudian hari berkembang di seluruh Indonesia. Anak Tuhan tersebut adalah THEODORUS WILLIAM KOROMPIS yang lahir pada tanggal 20 Juni 1904 di Langoan, Minahasa, Sulawesi Utara.
    Sebelum menjadi hamba Tuhan, beliau adalah seorang pegawai pada perusahaan minyak BPM. Kemudian beliau memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani pekerjaanNya, dan untuk memenuhi panggilan tersebut beliau meninggalkan pekerjaan di BPM, lalu mengikuti sekolah Alkitab di Embong, Malang Surabaya.
    Menjelang kedatangan tentara Jepang (tahun 1938-1939) yakni selesai pendidikan sekolah Alkitab berkeliling menginjil di Jawa tengah dan kemudian diteruskan mengikuti pelatihan pelayanan di Gereja Pinksterkerk jalan Lengkong Kecil Bandung di bawah bimbingan Pdt. Van Loon (Almarhum)
    Sekitar tahun 1941 beliau membuka sendiri sebagai kebaktian pertama yang diadakan di sebuah gudang barang milik Br. Ch. S. Schiuws (almarhum) di sekitar pasar Andir. Ternyata kegiatan gereja dan pelayanan di tempat tersebut cukup maju, maka sekitar awal 1942 kebaktian di pindah ke gedung di jalan Waringin (sekarang) milik keliarga Liem Hiep Twan (Yusuf Halim) Antara tahun 1943-1944 beliau memisahkan diri secara resmi dari naungan Pinksterkerk. Dengan dibantu beberapa anggota sedang jemaat, yaitu Br. Ch. S. Schiuws, Br. Van Eghmond dan Br. Tan Tiauw Tjoen mengembangkan jemaat tersebut, maka sejak saat itulah berdiri gereja yang kemudian hari menjadi cikal bakal Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia.
    Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dimana Dai Nippon bertekuk lutut dan harus meninggalkan negara Republik Indonesia ini. Namun tentara Belanda masuk kembali ke Indonesia dan menjadikan Bandung terbelah dua; yaitu di sebelah Utara rel kereta api dikuasai oleh Republik Indonesia.
    Kemudian sekitar 1945 gedung gereja di Waringin diduduki tentara Gurkha (Sekutu) untuk dijadikan markas sehingga kegiatan gereja terhenti sama sekali. Kegiatan pelayanan dipindahkan ke suatu tempat di persimpangan Pajajaran Baladewa, namun daerah ini di bawah kekuasaan sekutu sedangna lokasi sebelumnya dalam kekuasaan Republik Indonesia.
    Sekitar tahun 1945 Gedung gereja di jalan Pajajaran Baladewa yang anggota-anggotanya sdr. Liong Peng Goan bersaudara beserta seluruh keluarganya yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi gereja. Masih dalam tahun yang sama terjadi perkembangan baru dengan dibukanya kegiatan kebaktian di jalan Riau no. 104 yang lokasinya persis di perapatan Riau-Anggrek dimana Pdt. Th. W. Korompis juga tinggal di tempat ini.
    Kemudian pada pertengan tahun1946, Pdt. Th. W. Korompis mendapat sebuah tenpat baru di jalan Raya Timur 122 (Kaca-kaca Wetan) yang kemudian hari dikenal dengan jalan Asia Afrika.
    Berkat kesigapan dan kelincahan seorang pemuda pejuang, yakni saudara Manurung (yang merupakan pembantu pelayan Pdt. Th. W Korompis) perpindahan inventaris gereja yang berupa kursi-kursi, piano, dan sebagainya berjalan lancar dengan memakai armada kereta kuda.
    Sementara itu keadaan politik mulai pulih dan kegiatan di jalan Waringin dapat di langsungkan kembali. Sehingga pada saat itu kegiatan ibadah diadakan di 2 tempat, yaitu di jalan Waringin pindahan dari Jalan Pajajaran-Baladewa dan di jalan Raya Timur. Sampai saat itu (1951) tepatnya tanggal 10 Februari 1951 Theodorus William Korompis , Charles Samuel Schiuws dan Tan Tiaw Tjoen mengajukan permohonan berdirinya perkumpulan (Gereja) Sidang Pantekosta Di Indonesia kepada Materi Kehakiman dan mendapat pengakuan sebagai Badan Hukum pada tanggal 3 Juli 1951 dalam penetapannya nomor 59 dan berkedudukan (Pusat) di Bandung dimana, Ketuanya Pdt. Th. W Korompis, Ch. S. Schiuws sebagai bendahara dan Tan Tiaw Tjoen sebagai penulis. Sampai tahun 1952 belum ada cabangn baru baik di Bandung maupun di luar bandung. Diperkirakan sejak tahun 1952 dan selanjutnya terjadi penggabungan beberapa sidang di jakarta dan Cirebon, Sulawesi Utara yang seterusnya merupakan anggota teras Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia.
     Pada tanggal 31 Desember 1962 berdiri jemaat di kota lembang yang anggota jemaat pertama adalah keluarga Gouw Jauw Piang, bahkan keluarga ini mempersembahkan sebidang tanahnya serta membangunkan gedung gereja sebagai tempet ibadahyang seterusnya jemaat di lembang di sebut gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia jemaat Filadelfia III lembang. Di beberapa kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan juga di tempat/ daerah lainnya bergabung sehingga secara organisatoris maupun pelayanan pekerjaan tuhan, gereja Sidang pantekosta Di Indonesia berkembang.
     Pada tanggal 20 Juni 1977 berkat pertolongan dan kemurahan Tuhan Yesus Kristus,kegiatan Gereja berpindah dari jalan Asia Afria ke jalan Jend. Gatot Subroto 285 sampai sekaran ini. Pada bulan Juni 1985 didirikanlah suatu Lembaga pendidikan yang setingkat perguruan tinggi yaitu Institut Alkitab Indonesia tenpat untuk mendidik para pemuda-pemudi yang menerima panggilan, untuk menjadi pelayan/hamba tuhan dan juga Lembaga Pengkaderan bagi Gereja Sidang pantekosta Di Indonesi. Saat ini IAI telah menjadi Sekolah Tinggi Theologia Insani Alkitab Indonesia (STTIAI)
     Pada tanggal 24 September 1990 gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia menpdapatkan Pengakuan (Diakui) sebagai Lembaga gereja dari Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat kristen (Protestan) Departemen Agama R.I. dengan Surat Keputusan Nomor 166 tanggal 24 September 1990
     Demikian riwayat singkat dan sejarah perkembangan gereja Sidang pantekosta Di Indonesia Jemaat Filadelfia di bandung pada khususnya dan Gereja Sidang Pantekosta di Seluruh Nusantara pada umumnya dan pelayanan pendirinya yaitu: Pdt. Th. W. Korompis sampai pada akhir hayatnya yang dipanggil pulang ke rumah Bapa pada tanggal 26 maret 1991.
     Beliau Alm. Pdt. Prof. Dr. Th. W. Korompis telah mengakhiri pertandingan yang baik, dalam memelihara iman dalam segenap pengharapan dan sepenuh kasih . Sekarang tongkat estafet pelayanan telah diberikan pekada kita semua sebagai penerus untuk melanjutkan pelayanan dalam menerima panggilan yang mulia dari Tuhan kita yesus Kristus.
     Demikian riwayat singkat ini ditulis hasil penuturan antara Pdt. Nas Ginting dengan Pdt. Tan Tiauw Tjoen (dikenal sekarang dengan Pdt. Timotius Yonathan) dan beberapa tambahan lainnya dari nara sumber.

PENDIRI ORGANISASI
GEREJA SIDANG PANTEKOSTA DI INDONESIA

Nama : THEODORUS WILLIAM KOROMPIS
Lahir : Langowan, 20 Juni 1904
Wafat : 26 Maret 1991 di Bandung

Nama : CHARLES SAMUEL SCHIUWS
Lahir : Tasikmalaya, 24 April 1894
Wafat : 4 Maret 1972 di Bandung

Nama : TIMOTIUS YONATHAN (Tan Tiauw Chun)
Lahir : Pekalongan, 6 Oktober 1925
Sampai saat ini aktif melayani Tuhan
Sebagai Gembala Sidang di Gereja Bethel Indonesia “Paturyani"
Jl. Teratai No. 6 Bandung